Puisi Karya Ina Sarah Mia
(1)
Alkisah
Aku
di pesisir, timur senja
Menunggu
rindu sampai ia pergi
Dan
lain-lain
Tapi
ini terlalu rumit
(2)
Alkisah
Aku
terkenang seutas tawa
Tersipu
aku dalam sayatan
Aku
tak perlu menjelaskan
Itu
hanya angan-angan
(3)
Dan
lain-lain
Ada
hati yang tak pernah sampai
Kepada
muaranya
Terlelap
begitu saja di dasar sanubari
Sudra
kasih yang hanya tersipu
Hingar
bingar dalam petapanya
(4)
Alkisah
dan Lain-lain
Aku
mencintai seseorang
Namun
aku mengerti
Aku
harus bagaimana
(Mataram,
3 September 2016)
Sandikala
Oleh : ina sarah mia
aku
benci detik
ingin
kusematkan ia dipangkuan sandikala
sandikala
yang aku cinta
agar
detik terlelap selamanya
(Mataram,
18 Mei 2016)
Dua Sisi Mata Logam
Oleh : ina sarah mia
Sesungguhnya
aku tak ingin menjadi dua sisi mata logam
Aku
ingin
Senja
berganti larut tanpa lelap menjelma menjadi fajar
Lagi
dan lagi. Tanpa jeda
Agar
aku tak lelah menebak
Mata
logam apa kudapat sial ini ?
Dua
mata logam
Dua
sisi tak berhadap
Aku
benci
(Mataram,
28 Agustus 2016)
Ketika
Oleh : ina sarah mia
Ketika
aku adalah aku
Aku
ingin abadi dalam tinta tak bertuan
Agar
aku selalu menjadi aku
Bahkan
di palung tak bersekat
Ketika
aku tinggalah cerita
Biar
saja hanyut tak menentu
Lalu
hilang menuju muara yang tak sampai-sampai
(Mataram,
4 November 2016)
Menghitung Rasi Bintang
Oleh : ina sarah mia
Ada
yang tergiang
Dalam
malam-malam penuh penantian
Ketika
mimpi berlari tak tentu harah
Menarik-ulur
nadi cahaya
Malam
yang panjang
Rasi
bintang masih terjaga
Ia
tersenyum
Oh
lucunya tingkah bocah ini
Dua
belas rasi bintang
Dua
belas penantian
Hmm..
Namun kurasa masih kurang
Beberapa
senyap hilang
Fajar
akan tiba
Kau
harus segera menyelesaikannya
(Mataram,
23 Mei 2016)
Jati Diri Penghijau
Oleh : ina sarah mia
Ada
satu alasan
Mengapa
mendung mencibir penghijau
Dalam
peluh tak bersaksi
Ada
Namun
ia kekalkan dalam dirinya
Mengoyak-oyak
diri dengan belati (miliknya sendiri)
Akan
kabar baik-buruk penuh prasangka
Tetapi
mereka tak sadar
Penghijau
tetaplah penghijau
Ia
bahkan kini menari bermain angin
Dan
mendung adalah bagian kehidupan penghijau
Penghijau
tetaplah penghijau
Malah
semakin kokoh jati dirinya
(Mataram,
4 November 2016)
Komentar
Posting Komentar